Kamis, 23 April 2015

Psikologi Pendidikan

Nama          : Kusrini
NIM            : 11140163000020
Kelas           : Fisika 2A
Blog            : mayurikoolivia.blogspot.com


1. Definisi psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber – sumber untuk membantu anda dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalm proses belajar – mengajar secara lebih efektif. “ a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resources to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.“.( Barlow 1985 )
 2. Dalam definisi ini dijelaskan bahwa ketika kita sudah berperan menjadi sosok yang disebut guru, sangat tepat jika mengetahui tentang psikologi pendidikan ini karena psikologi pendidikan itu sendiri sumber – sumber yang akan membantu ketika seorang guru menjalankan proses belajar – mengajar yang lebih efeketif. Manfaat mempelajari psikologi pendidikan ialah alat bantu penyelanggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Namun ada manfaat lain dengan kita mempelajari psikologi pendidikan yaitu kita dapat mengamati bagaimana seorang siswa itu belajar, karena setiap siswa memiliki perbedaan cara belajar, jika seorang siswa sudah mengetahui cara belajarnya dia akan lebih mudah dalam belajar dan cenderung lebih berhasil dan terlihat dalam hasil ujian.
3. Metode yang memudahkan mempelajari psikologi pendidikan ialah:
Metode observasi naturalistik dalam metode ini sejenis observasi secara alamiah, dimana peneliti berada diluar objek yang di teliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian. Sehingga penelitian berlangsung secara mengalir dan hasil dari pengamatan ini dapat dimanfaatkan seorang guru dapat mengaplikasikan metode observasi ilmiah lewat pengajaran atau belajar – mengajar dalam kelas – kelas regular, yakni kelas dalam keadaan biasa tidak dalam keadaan yang dikhususkan. Dalam proses belajar – mengajar ini yang diamati yaitu jenis perilaku siswa (misalnya, kecepatan membaca).
4. Dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan mempunyai daya tarik tersendiri yaitu yang sangat menarik ketika kita mempelajari pertumbuhan yaitu setiap individu sangat berbeda dalam pertumbuhannya, kita dapat membuktikannya dengan melakukan praktek lapangan seperti mengukur langsung berat badan dan tinggi badan anak kecil sehingga hasil yang kita dapatkan pun sangat terjamin data. Dan untuk masalah perkembangan pun mempunyai daya tarik tersendiri , yaitu perkembangan kita dapat melihat langsung ketika seorang anak kecil dan remaja kemampuan berbicaranya pun sangat berbeda. Dimana anak kecil cenderung kemampuan berkata dan kosakatanya terbilang sangat awal. Berbeda dengan remaja ia sudah sangat banyak kosakata dan lancar.
5. Dari bermacam – macam teori belajar ada teori belajar humanistic yang mana tokoh- tokohnya adalah Bloom dan Krathwohl, Kolb dan Habermas. Dalam teori ini diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi dirinya yang bersifat negatife dan tujuan pembelajarannya lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajarnya.
Menurut Bloom dan Karthwohl yang mungkin dikuasai siswa tercangkup dalam tiga kawasan berikut :
1.      Kognitif
2.      Psikomotorik
3.      Afektif

Menurut Kolb tahapan belajar itu terdiri dari empat tahap:
1.      Pengalaman konkret
2.      Pengalaman aktif dan reflektif
3.      Konseptualisasi
4.      Eksperimentasi aktif.
Menurut Habermas belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama lingkungan . Sehingga tipe bealajar menurutnya terdiri dari tiga bagian yaitu :
1.      Belajar teknis (technical learning )
2.      Belajar praktis (practical learning)
3.      Belajar emansipatoris (emancipator learning)
Adapun prinsip – prinsip dari teori humanistic yaitu :
1.      Manusia mempunyai belajar alami
2.      Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu
3.      Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenal dirinya.
4.      Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil
5.      Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
6.      Belajar yang lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
7.      Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
8.      Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
9.      Belajar sosial adalah belajar menngenai proses belajar.

Menurut saya diteori humanistic sangat baik dalam implikasi di pembelajaran seperti siswa dapat memahami potensi diri, siswa dapat meminimalakan potensi diri yang bersifat negatife karena ketika sesorang akan dapat belajar dengan baik jika telah memahami dirinya sendiri sehingga dapat membuat pilihan – pilihan secara bebas yang akan membawanya berkembang.
Intellegensi adalah semua keterampilan yang diperoleh, pengetahuan dan kecendrungan pertimbanagan intelektual sebagai sifat dasar yang dimiliki seseorang dalam periode waktu tertentu. Sehingga multiple intellegensi adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki sesorang dalam periode waktu tertentu. Intellegensi yang dominan saya miliki yaitu intellegensi spasial – visual yaitu kecerdasan yang memiliki kemampuan bercirikan :
1.      Senang mencoret-coret, menggambar, melukis ataupun membuat patung
2.      Kaya akan imajinasi, khayalan dan kreatif.
3.      Menggunakan gambar untuk membantu proses mengingat.
4.      Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah dan objek.

Cara mengembangkannya dapat terjun kedalam organisasi khusus seniman sehingga kemampuannya tetap terjaga dan dapat berkembang sekaligus disalurkan.
7. Motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah dan kegigihan perilaku yang artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi , terarah dan bertahan lama. Motivasi ada eksternal dan internal, motivasi eksternal yaitu motivasi yang datang dari luar diri kita atau motivasi yang melakukan sesuatu untuk mendapatkan tujuan lain (cara mencapai tujuan) dan motivasi internal yaitu motivasi yang dating langsung dari dalam hati kita atau yang mana melakukan sesuatu demi tujuan itu sendiri. Motivasi eksternal saya dalam belajar pada program studi yang saya ambil yaitu ketika beasiswa S1 yang telah saya dapat menuntut untuk menyelesaikan S1 dengan tepat waktu dan motivasi intrinsic saya untuk menyelesaikan program studi yaitu saya ingin menjadi seorang guru fisika yang mengubah paradigma siswa agar proses belajar fisika bukanlah hal yang menakutkan namun sebagai sesuatu yang menarik dimana ketika kita mempelajari fisika akan sangat banyak manfaat bagi perkembangan dunia modern.
8. Teori belajar yang sangat saya sukai ialah teori humanistik karena teori tersebut sangat menekankan pada proses belajarnya bukan terhadap hasil yang diperoleh sehingga usaha – usaha dalam belajar pun sangat dihargai. Dan teori humanistik ini menurut saya sangat cocok dalam jurusan saya karena dalam jurusan saya bukanlah kemampuan kita hanyaa terbatas mengerjakan berbagai soal – soal tentang kefisikaan namun lebih terhadap konsepnya itu sendiri sehingga ketika dalam praktiknya tidak terjadi misskonsepsi
9. Guru – guru yang beraliran behaviorisme yaitu guru yang memakai teori belajar behavioris yang didukung tokoh – tokoh seperti Thorndike, Watson dan Skinner. Guru yang beraliran behaviorisme ini akan lebih mengaplikasikan dalam mengajarnya dengan stimulus respon yaitu seperti jika siswa dapat menyelesaikan soal – soal dengan kategori sulit, siswa tersebut akan mendapatkan hadiah. Tidak hanya hadiah namun guru juga akan menggunakan hukuman, guru ini akan mempertimbangkan cara belajar siswa pada saat lalu yaitu saat dimana siswa dulu belajar , apakah sudah sangat tepat atau bahkan belum menemukan cara belajar nya. Guru akan melihat pada tingkah laku yang nampak yaitu seperti siswa telah dapat membaca grafik ketika sudah dijelaskan tentang materi grafik.
10. Guru beraliran teori humanistik yaitu disebut guru yang beraliran humanisme dimana guru cenderung melihat perilaku manusia, sehingga guru akan mengamati setiap individu bahwa siswa mempunyai keinginan untuk berkembang menjadi lebih baik. Sehingga guru tidak akan membunuh insting siswa dengan memaksakan anak belajar dengan sesuatu yang mana mereka belum siap menerimanya. Guru disini sebagai fasilitator yang membantu siswa memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor atau seperti pengelola perilaku pada aliran behaviorisme.




















Daftar Pustaka
Freist, J & Freist, Gregory (1998). Theories of Personality,Amerika : Mc Graw Hill
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana
Djamarah, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar.  Jakarta : Rineka Cipta.
Makmun, Abi Syamsuddin . 2009. Psikologi Kependidikan .Bandung : PT Remaja Rosdakarya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar