Nama : Kusrini
NIM : 11140163000020
Kelas : Fisika 2A
Blog : mayurikoolivia.blogspot.com
1.
Definisi psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset
psikologis yang menyediakan serangkaian sumber – sumber untuk membantu anda
dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalm proses belajar – mengajar
secara lebih efektif. “ a body of
knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of
resources to aid you in functioning more effectively in teaching learning
process.“.( Barlow 1985 )
2. Dalam definisi ini dijelaskan bahwa ketika
kita sudah berperan menjadi sosok yang disebut guru, sangat tepat jika
mengetahui tentang psikologi pendidikan ini karena psikologi pendidikan itu
sendiri sumber – sumber yang akan membantu ketika seorang guru menjalankan
proses belajar – mengajar yang lebih efeketif. Manfaat mempelajari psikologi
pendidikan ialah alat bantu penyelanggara pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Namun ada manfaat lain dengan kita mempelajari psikologi pendidikan
yaitu kita dapat mengamati bagaimana seorang siswa itu belajar, karena setiap
siswa memiliki perbedaan cara belajar, jika seorang siswa sudah mengetahui cara
belajarnya dia akan lebih mudah dalam belajar dan cenderung lebih berhasil dan
terlihat dalam hasil ujian.
3.
Metode yang memudahkan mempelajari psikologi pendidikan ialah:
Metode
observasi naturalistik dalam metode ini sejenis observasi secara alamiah,
dimana peneliti berada diluar objek yang di teliti atau ia tidak menampakkan
diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitian. Sehingga penelitian
berlangsung secara mengalir dan hasil dari pengamatan ini dapat dimanfaatkan
seorang guru dapat mengaplikasikan metode observasi ilmiah lewat pengajaran atau
belajar – mengajar dalam kelas – kelas regular, yakni kelas dalam keadaan biasa
tidak dalam keadaan yang dikhususkan. Dalam proses belajar – mengajar ini yang
diamati yaitu jenis perilaku siswa (misalnya, kecepatan membaca).
4.
Dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan mempunyai daya tarik tersendiri
yaitu yang sangat menarik ketika kita mempelajari pertumbuhan yaitu setiap individu
sangat berbeda dalam pertumbuhannya, kita dapat membuktikannya dengan melakukan
praktek lapangan seperti mengukur langsung berat badan dan tinggi badan anak
kecil sehingga hasil yang kita dapatkan pun sangat terjamin data. Dan untuk
masalah perkembangan pun mempunyai daya tarik tersendiri , yaitu perkembangan
kita dapat melihat langsung ketika seorang anak kecil dan remaja kemampuan
berbicaranya pun sangat berbeda. Dimana anak kecil cenderung kemampuan berkata
dan kosakatanya terbilang sangat awal. Berbeda dengan remaja ia sudah sangat
banyak kosakata dan lancar.
5.
Dari bermacam – macam teori belajar ada teori belajar humanistic yang mana
tokoh- tokohnya adalah Bloom dan Krathwohl, Kolb dan Habermas. Dalam teori ini
diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara
positif dan meminimalkan potensi dirinya yang bersifat negatife dan tujuan
pembelajarannya lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajarnya.
Menurut
Bloom dan Karthwohl yang mungkin dikuasai siswa tercangkup dalam tiga kawasan
berikut :
1. Kognitif
2. Psikomotorik
3. Afektif
Menurut
Kolb tahapan belajar itu terdiri dari empat tahap:
1. Pengalaman
konkret
2. Pengalaman
aktif dan reflektif
3. Konseptualisasi
4. Eksperimentasi
aktif.
Menurut
Habermas belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan
maupun dengan sesama lingkungan . Sehingga tipe bealajar menurutnya terdiri
dari tiga bagian yaitu :
1. Belajar
teknis (technical learning )
2. Belajar
praktis (practical learning)
3. Belajar
emansipatoris (emancipator learning)
Adapun
prinsip – prinsip dari teori humanistic yaitu :
1. Manusia
mempunyai belajar alami
2. Belajar
signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu
3. Belajar
yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenal dirinya.
4. Tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil
5. Belajar
yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
6. Belajar
yang lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
7. Belajar
yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
8. Kepercayaan
pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
9. Belajar
sosial adalah belajar menngenai proses belajar.
Menurut
saya diteori humanistic sangat baik dalam implikasi di pembelajaran seperti
siswa dapat memahami potensi diri, siswa dapat meminimalakan potensi diri yang
bersifat negatife karena ketika sesorang akan dapat belajar dengan baik jika
telah memahami dirinya sendiri sehingga dapat membuat pilihan – pilihan secara
bebas yang akan membawanya berkembang.
Intellegensi
adalah semua keterampilan yang diperoleh, pengetahuan dan kecendrungan
pertimbanagan intelektual sebagai sifat dasar yang dimiliki seseorang dalam
periode waktu tertentu. Sehingga multiple intellegensi adalah kemampuan –
kemampuan yang dimiliki sesorang dalam periode waktu tertentu. Intellegensi
yang dominan saya miliki yaitu intellegensi spasial – visual yaitu kecerdasan
yang memiliki kemampuan bercirikan :
1. Senang
mencoret-coret, menggambar, melukis ataupun membuat patung
2. Kaya
akan imajinasi, khayalan dan kreatif.
3. Menggunakan
gambar untuk membantu proses mengingat.
4. Belajar
dengan mengamati, melihat, mengenali wajah dan objek.
Cara
mengembangkannya dapat terjun kedalam organisasi khusus seniman sehingga
kemampuannya tetap terjaga dan dapat berkembang sekaligus disalurkan.
7.
Motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah dan kegigihan perilaku
yang artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi ,
terarah dan bertahan lama. Motivasi ada eksternal dan internal, motivasi
eksternal yaitu motivasi yang datang dari luar diri kita atau motivasi yang
melakukan sesuatu untuk mendapatkan tujuan lain (cara mencapai tujuan) dan
motivasi internal yaitu motivasi yang dating langsung dari dalam hati kita atau
yang mana melakukan sesuatu demi tujuan itu sendiri. Motivasi eksternal saya
dalam belajar pada program studi yang saya ambil yaitu ketika beasiswa S1 yang
telah saya dapat menuntut untuk menyelesaikan S1 dengan tepat waktu dan
motivasi intrinsic saya untuk menyelesaikan program studi yaitu saya ingin
menjadi seorang guru fisika yang mengubah paradigma siswa agar proses belajar
fisika bukanlah hal yang menakutkan namun sebagai sesuatu yang menarik dimana
ketika kita mempelajari fisika akan sangat banyak manfaat bagi perkembangan
dunia modern.
8.
Teori belajar yang sangat saya sukai ialah teori humanistik karena teori
tersebut sangat menekankan pada proses belajarnya bukan terhadap hasil yang
diperoleh sehingga usaha – usaha dalam belajar pun sangat dihargai. Dan teori
humanistik ini menurut saya sangat cocok dalam jurusan saya karena dalam
jurusan saya bukanlah kemampuan kita hanyaa terbatas mengerjakan berbagai soal
– soal tentang kefisikaan namun lebih terhadap konsepnya itu sendiri sehingga
ketika dalam praktiknya tidak terjadi misskonsepsi
9.
Guru – guru yang beraliran behaviorisme yaitu guru yang memakai teori belajar
behavioris yang didukung tokoh – tokoh seperti Thorndike, Watson dan Skinner.
Guru yang beraliran behaviorisme ini akan lebih mengaplikasikan dalam
mengajarnya dengan stimulus respon yaitu seperti jika siswa dapat menyelesaikan
soal – soal dengan kategori sulit, siswa tersebut akan mendapatkan hadiah.
Tidak hanya hadiah namun guru juga akan menggunakan hukuman, guru ini akan
mempertimbangkan cara belajar siswa pada saat lalu yaitu saat dimana siswa dulu
belajar , apakah sudah sangat tepat atau bahkan belum menemukan cara belajar
nya. Guru akan melihat pada tingkah laku yang nampak yaitu seperti siswa telah
dapat membaca grafik ketika sudah dijelaskan tentang materi grafik.
10.
Guru beraliran teori humanistik yaitu disebut guru yang beraliran humanisme
dimana guru cenderung melihat perilaku manusia, sehingga guru akan mengamati
setiap individu bahwa siswa mempunyai keinginan untuk berkembang menjadi lebih
baik. Sehingga guru tidak akan membunuh insting siswa dengan memaksakan anak
belajar dengan sesuatu yang mana mereka belum siap menerimanya. Guru disini
sebagai fasilitator yang membantu siswa memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang
lebih tinggi, bukan sebagai konselor atau seperti pengelola perilaku pada
aliran behaviorisme.
Daftar
Pustaka
Freist,
J & Freist, Gregory (1998). Theories
of Personality,Amerika : Mc Graw Hill
Santrock,
John W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi
Kedua. Jakarta : Kencana
Djamarah,
Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Makmun,
Abi Syamsuddin . 2009. Psikologi Kependidikan .Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar