TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA
Disusun Oleh:
Mayuriko Olivia Pertiwi (11140163000019)
Ika Shepti Indriani (11140163000027)
Wiwi Adawiyah (11140163000029)
Kelompok:
3 (Tiga)
Kelas:
Fisika 2 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih, yang telah melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, bagi kita semua.
Besar harapan kami agar makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar dapat lebih baik. Kami
mengakui bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami berharap kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Tangerang Selatan, 24 Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... 1
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 3
A.
Latar Belakang.................................................................................. 3
B.
Tujuan.............................................................................................. 3
C.
Rumusan Masalah............................................................................. 4
Bab II Landasan Teori.................................................................................. 5
A.
Pengertian Paragraf.......................................................................... 5
B.
Ciri-ciri Paragraf.............................................................................. 5
C.
Fungsi Paragraf................................................................................ 6
D.
Syarat-syarat Pembentukan
Paragraf................................................ 6
Bab III Pembahasan...................................................................................... 8
A.
Jenis-jenis paragraf......................................................................... 8
1.
Berdasarkan Sifat dan Tujuannya.............................................. 8
a.
Paragraf
Pembuka................................................................. 8
b.
Paragraf
Penghubung............................................................ 8
c.
Paragraf
Penutup................................................................... 8
2.
Berdasarkan
Letak Gagasan Utamanya...................................... 9
a.
Paragraf
Deduktif.................................................................. 9
b.
Paragraf
Induktif................................................................... 9
c.
Paragraf
Campuran............................................................... 10
d.
Paragraf
Deskriptif/ Naratif/ Tersebar................................... 11
3.
Berdasarkan
Sifat Isinya............................................................ 11
a.
Eksposisi............................................................................... 11
b.
Argumentasi.......................................................................... 12
c.
Persuasi................................................................................. 12
d.
Narasi.................................................................................... 13
e.
Deskripsi............................................................................... 14
4.
Berdasarkan
Pola Pengembangannya......................................... 15
a.
Paragraf
Analogi................................................................... 15
b.
Paragraf
Generalisasi............................................................. 16
c.
Paragraf
Sebab Akibat........................................................... 17
d.
Paragraf
Akibat Sebab........................................................... 17
B. Metode
Pengembangan Paragraf..................................................... 18
a.
Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks........... 18
b.
Pengembangan Paragraf Alamiah...................................... 19
c.
Pengembangan Paragraf Deduksi-Induksi.......................... 19
d.
Pengembangan Paragraf Analogi....................................... 20
e.
Pengembangan Paragraf Komparatif dan Kontrastif........ 21
f.
Pengembangan Paragraf Klasifikasi................................... 21
g.
Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat.............................. 22
Bab IV Penutup........................................................................................... 25
A.
Kesimpulan.................................................................................... 25
B.
Saran............................................................................................. 27
Daftar Pustaka............................................................................................ 28
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembuatan makalah ini,
dilatarbelakangi oleh tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia yang sedang dipelajari dan
ditugaskan oleh dosen mata kuliah untuk membahas topik mengenai “Paragraf dan
Pengembangannya”.
Seperti yang kita ketahui
bahwa topik yang ada pada suatu tulisan, terkadang menjadi sesuatu yang sangat
rumit untuk dipahami. Dari mulai menentukan kalimat utama, gagasan utama,
bahkan ide pokok yang terkandung dalam suatu tulisan.
Untuk menentukan suatu
gagasan utama tersebut, bisa kita pelajari atau review kembali dari materi tentang Paragraf dan Pengembangannya.
Dari suatu jenis paragraf, kita dapat menentukan gagasan utama. Seperti yang
kita ketahui jenis paragraf ada perkembangannya yaitu tergantung pada penempatan kalimat
topik, bentuk kalimat topik, dan cara mengembangkan kalimat topik. Dari hal
tersebut kita dapat menentukan kalimat inti dari suatu paragraf.
Hal ini dapat memudahkan kita untuk
mengerti akan maksud dari paragraf tersebut. Dalam metode membaca cepat, hal
ini dapat membantu dalam meningkatkan membaca cepat untuk memperoleh informasi
yang jelas dan aktual.
B.
Tujuan
Tujuan dalam membuat
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
C.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa ciri-ciri dari paragraf?
3. Apa fungsi dari paragraf?
4. Apa saja jenis-jenis paragraf?
5. Apa saja metode pengembangan paragraf?
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf
mempunyai beberapa pengertian: (1) paragraf ialah karangan mini. Artinya, semua
unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan
bahasa yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis,
dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf
merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu
kalimat berarti yang tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.[1]
Sekalipun
tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat dipergunakan. Paragraf
satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus
memperbesar efek dinamika bahasa. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi
suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan mengembangkan satu gagasan.[2]
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.[3]
B.
Ciri-ciri Paragraf
Ciri-ciri paragraf diantaranya
sebagai berikut:
1.
Kalimat pertamanya bertakuk atau
letaknya agak ke dalam lima ketukan spasi.
2.
Paragraf menggunakan pikiran
utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3.
Setiap paragraf menggunakan
sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi
menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat
topik.
4.
Paragraf menggunakan pikiran
penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini
berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik
dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang
sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.[4]
C.
Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberikan bentuk
suatu pikiran dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi
karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti
pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang
terdiri dari beberapa variabel.[5]
D.
Syarat-syarat Pembentukan
Paragraf
1.
Kesatuan
Apa yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf yaitu
semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu
hal, suatu tema tertentu. Sementara yang dimaksud dengan kesatuan ialah
paragraf tersebut harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah
tema tertentu.[6]
2.
Koherensi
Apa yang dimaksud dengan koherensi ialah kekompakkan
hubungan antara sebuah kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk paragraf
itu, atau koherensi atau kepaduan yang baik dari aspek makna. Kepaduan yang
baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina
paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan.[7]
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Jenis-
jenis Paragraf
1.
Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
a.
Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka
atau menghantarkan karangan itu, atau mengantar pokok pikiran dalam bagian
karangan itu. Oleh sebab itu sifat-sifat dari paragraf semacam ini harus
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca
kepada apa yang akan segera diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih
baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan.[8]
b.
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat
antara paragraf pembuka dan penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan
penulis terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam membentuk
paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antarparagraf dengan
paragraf itu teratur, serta disusun secara logis.[9]
c.
Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini
mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf
penghubung.[10]
2.
Berdasarkan
Letak Gagasan Utamanya
a.
Paragraf
Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan
utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf
itu dinyatakan dalam kalimat pertama.[11]
Contoh paragraf deduktif :
Kegiatan ulang tahun panser biru
yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya. Ketika mereka menggelar jalan
santai sepuluh ribu peserta bahkan membirukan kota Semarang. Apalagi panitia
telah menyiapkan doorprize besar
besaran. Ada motor , TV , kulkas , VCD player
, tape, dan ratusan hiburan lainnya.
b.
Paragraf
Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan
utamanya terletak di akhir paragraf.[12]
Contoh paragraf induktif :
Kita harus membiasakan diri hidup sehat. Hidup sehat dimulai dari sikap
cermat dalam segala hal. Salah satunya, kita harus cermat dan teliti ketika
mengkonsumsi suatu Produk. Sebagai konsumen, kita harus teliti membaca petunjuk
penggunaan atau aturan pakai yang ada dalam kemasan tersebut. Apalagi yang
menyangkut dengan kesehatan. Karena
kesehatan sangat penting dalam hidup kita.
c.
Paragraf
Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan
utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf
ini, terdapat dua kalimat utama. Kalimat terakhir paragraf ini merupakan
penegasan diri pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama.[13]
Contohnya adalah:
Membaca merupakan faktor utama untuk
menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin
menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu
pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat
dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca
merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
d.
Paragraf
Deskriptif/ Naratif/ Tersebar
Paragraf deskriptif atau naratif adalah paragraf yang
gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Dengan kata lain, paragraf ini
tidak memiliki kalimat utama. Semua kalimatnya merupakan kalimat penjelas
dengan gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat itu. Jenis paragraf ini
umumnya dijumpai pada karangan-karangan deskriptif dan naratif. [14]
Contohnya adalah:
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman
di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggallah. Sinar
matahari menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuasku.
3.
Berdasarkan
Sifat Isinya
a.
Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi
penjelasan-penjelasan atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.[15]
Contohnya adalah:
Media komunikasi yang digunakan di Indonesia saat ini
bermacam-macam. Beberapa di antara media tersebut adalah buku, majalah surat
kabar, radio, telepon, dan televisi. Dari segi kualitas, televisi mengungguli
media komunikasi lainnya. Televisi bahkan mampu merekam dan menampilkan garis,
gambar, dan suara. Televisi bahkan dapat menayangkan suatu peristiwa secara
lengkap pada saat peristiwa itu terjadi. Kemampuan yang terakhir ini yang tidak
dimiliki oleh media komunikasi lain.
b.
Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi
pendapat yang disertai dengan pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta
sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.[16]
Contohnya adalah:
Kerusakan alam merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh
umat manusia pada era modern ini. Hampir setiap hari kita selalu disuguhi berita berbagai
macam bencana, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Bencana alam tersebut memakan korban nyawa dan harta. Tumbuhan dan hewan tidak berdosa pun menjadi korban. Peristiwa ini
merupakan akibat pola hidup sebagian besar manusia modern yang tidak ramah
lingkungan.
c.
Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi imbauan
atau ajakan kepada prang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang
sesuatu. Agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus
pula disertai penjelasan dan fakta-fakta.[17]
Berikut adalah beberapa ciri paragraf persuasif yang sering digunakan dalam
berbagai bentuk.
1)
Penulis
memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah.
2)
Berusaha
menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
3)
Berusaha
menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis
dengan pembaca.
4)
Berusaha
menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapatnya tercapai.
5)
Menunjukkan
fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau dalil
Contohnya adalah:
Rekan-rekan yang saya cintai, marilah pertemuan
ini kita petik hikmahnya. Silaturahmi kali ini hendaknya jangan dipergunakan
sebagai pelampiasan pelepas rindu semata-mata. Namun lebih dari itu, jadikan
silaturahmi ini sebagai ajang persaudaraan untuk bersama-sama memikirkan,
sumbangan apa yang bisa kita berikan pada masyarakat, bangsa, negara, dan agama
agar kita senantiasa menjadi orang yang berguna dalam kehidupan di dunia dan
diakhirat nanti. Tentu salah satunya adalah pemikiran untuk ikut serta memberikan
sumbangan apa yang patut kita berikan kepada Bapak/Ibu Guru kita tercinta yang
telah membekali kita berbagai ilmu pengetahuan. Kepada sekolah kita sebagai
lembaga tempat kita menuntut ilmu.
d.
Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita,
ada pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.[18]
Contohnya adalah:
Suatu siang yang terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat
langkahnya untuk menuju pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada yang
memergoki kedatangannya. Dengan susah payah pintu rumah pun di buka, namun
mukanya berganti dengan rasa terkejut karena lelaki tersebut yang membukakan
pintunya.
e.
Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi
pengalaman sesuatu yang dilihat, dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya
sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, merasa, mendengar, dan mengalami
apa yang digambarkan.[19]
Contoh paragraf deskripsi:
Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus
Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih
dari sepuluh ribu pasang tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan
memanjakan ribuan pasang telinga yang mendengarnya. Mereka begitu kompak.
Permainan mereka begitu memukau para penonton. Acara yang merupakan rangkaian
acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata, Jero Wacik, ikut terpukau.
4.
Berdasarkan
Pola Pengembangannya
a.
Paragraf
Analogi
Paragraf analogi adalah paragraf yang isinya
membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan.[20]
Contohnya adalah:
Anak-anak Pak Anto memang anak yang baik. Lihat saja Ani dan juga Ina,
keduanya anak yang sangat berbakti pada kedua orang tuanya. Ani adalah seorang
anak yang amat rajin. Tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, ia selalu
menyempatkan untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan yang akan dimakan. Tidak
kalah rajin, anak bungsu pak Anto, Ina, juga selalu membantu ayah ibunya
membersihkan rumah. Ia akan menyapu lantai rumah dan juga halaman luar.
Disamping itu ia juga tidak lupa menyiram bunga-bunga di taman kecilnya. Ani
dan Ina merupakan anak yang sangat berbakti. Ani tidak lupa mengucap salam dan
mencium tangan kedua orang tunya. Demikian juga dengan sang adik Ina yang tidak
pernah lupa melakukan hal yang sama. Memang benar sekali Ani dan Ina adalah
anak yang baik dan berbakti pada orang tua.
b.
Paragraf
Generalisasi
Paragraf generalisasi adalah paragraf yang membentuk
gagasan atau simpulan umum dari suatu hal-hal atau kejadian.[21]
Contoh paragraf generalisasi:
Setelah diadakan evaluasi mengenai prestasi apa saja yang dimiliki Kota
Bontang, diketahui hasilnya yang pernah diraih adalah Bontang berhasil meraih
Adiwiyata. Tidak hanya Adiwiyata, pelajar – pelajar asal kota Bontang juga
berhasil meraih prestasi dalam bidang seni dan olahraga. Baik itu O2SN dan
FLS2N yang diadakan di Samarinda dan selanjutnya akan diadakan di Bali. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kota Bontang termasuk kedalam kota yang
memiliki cukup banyak prestasi.
c.
Paragraf
Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat adalah paragraf yang
mengungkapkan fakta yang menjadi sebab dan diikuti oleh kesimpulan yang menjadi
akibat.[22]
Contohnya adalah:
Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan beberapa
kendaraan hari Selasa (7/10) sekitar pukul 05.30 WIB terjadi di jalur Jakarta-
Cirebon km 17. Dalam peristiwa itu, mobil tangki dengan nomor polisi B 9337 JV
yang dikemudikan oleh Surya terguling, kemudian terbakar sehingga menyebabkan
salah satu awak, Asmudi, tewas di tempat kejadian. Menurut saksi mata, truk
tangki dari arah Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba oleng
sehingga menyeruduk dua kendaraan lain yang berjalan berlawanan. Akibat
kecelakaan ini, lalu lintas Jakarta-Cirebon sempat tersendat beberapa jam.
d.
Paragraf
Akibat Sebab
Paragraf akibat sebab adalah paragraf yang berisi fakta
yang menjadi akibat, kemudian dari fakta tersebut dicari sebabnya.[23]
Saat ini banyak sekali anggota legislatif dan elit partai yang tersangkut
kasus penggelapan dana atau korupsi. Tak hanya kasus kriminal yang melanggar
norma hukum, tak sedikit juga pengemban amanat rakyat yang mencoreng
kepercayaan rakyat dengan melakukan pelanggaran sosial yang memalukan serta
bersikap sewenang-wenang setelah dirinya duduk di kursi kekuasaan. Belum lagi
masalah kesejahteraan sosial rakyat dan kepentingan masyarakat yang semakin
terpinggirkan. Hal-hal-hal seperti ini jelas membuat kebanyakan
masyarakat apatis dan memilih untuk golput pada pemilihan umum tahun ini.
B.
Metode Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis
atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah
satu model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapa model
sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan
maksudnya.
1.
Pengembangan Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan dari puncak-puncak
peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak
peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak
yang paling optimal tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraf yang
pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya,
yakni antiklimaks.[24]
Contoh :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan
kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang
jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Modelnya kira-kira
menyerupai mesin giling yang digerakkan dengan tenaga uap. Tidak lama kemudian,
pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun berbentuk seperti
tank. Traktor semacam ini adalah hasil produksi perusahaan Cartepillar. Jepang
pun tak kalah peranannya dalam pembuatan traktor ini. Produksi Jepang yang khas
di Indonesia dikenal dengan nama padi traktor, yang bentuknya telah mengalami
perubahan dari model-model sebelumnya.
2.
Pengembangan Paragraf Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan
pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada
urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam
sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu
adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan
berkembang terus sampai pada titik waktu yang selanjutnya. Deskripsi objek
tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang lainnya, mengadopsi model pengembangan
alamiah yang demikian ini.[25]
3.
Pengembangan Paragraf Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai
dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian
yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud dengan
pengembangan paragraf dalam modl induksi adalah pengembangan yang dimulai dari
hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang
sifatnya umum.[26]
4.
Pengembangan Paragraf Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai
dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik,
sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih
baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang
demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan
menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi,
tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca,
sehingga sesuatu yang masih kabur, samar-samar, bahkan mungkin sesuatu yang
sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan mudah dipahami.[27]
Contoh :
Hidup manusia ibarat roda yang terus berputar. Kadang ada di atas dan
kadang berada di bawah. Saat mereka berada di atas mereka bisa mendapatkan
apapun yang mereka inginkan, tapi sebaliknya ketika mereka berada di bawah
sulit sekali untuk meraih keinginan yang mereka dambakan. Ada kalanya bagi
mereka yang sedang berada di atas janganlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa
kesuksesan tersebut hanya bersifat sementara. Dan bagi mereka yang berada di
bawah, janganlah berputus asa. Karena masih banyak cara untuk mendapatkan
kesuksesan tersebut yaitu dengan berusaha dan berdoa.
5.
Pengembangan Paragraf Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat
dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan
itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.
Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya
untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model
pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara
mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan
kontrastif.[28]
6.
Pengembangan Paragraf Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip
klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan
cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan
dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya kolosal, sangat besar, sangat umum akan
bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau
diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang
demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas,
tipe-tipenya juga sangat jelas. Pengkelasan atau penipean itu dapat dilakukan
dengann bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan
bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.[29]
7.
Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat
dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab.
Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang
sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab dan
bermuara pada akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada
sebab-sebabnya.[30] Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang
bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran
gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin
membudidayakan gelombang cinta.
BAB
IV
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang
telah kami buat dengan berbagai sumber buku, maka dapat kami simpulkan bahwa:
2) Paragraf
adalah rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau terjalin
secara utuh dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan atau satu permasalahan
pokok.
3) Ciri-ciri
paragraf adalah sebagai berikut:
a.
Kalimat
pertamanya bertakuk atau letaknya agak ke dalam lima ketukan spasi.
b.
Paragraf
menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
c.
Setiap
paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat
pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran.
d.
Paragraf
menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas.
4)
Fungsi paragraf adalah sebagai berikut:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis.
b. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis
dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan
yang terdiri dari beberapa variabel.
5) Syarat-syarat Pembentukan
Paragraf:
1. Kesatuan
2. Koherensi
6) Jenis-jenis
paragraf terbagi menjadi:
3. Berdasarkan
Sifat dan Tujuannya
1) Paragraf
Pembuka
2) Paragraf
Penghubung
3) Paragraf
Penutup
4. Berdasarkan
Letak Gagasan Utamanya
1) Paragraf
Deduktif
2) Paragraf
Induktif
3) Paragraf
Campuran
4) Paragraf
Deskriptif/ Naratif/ Tersebar
5. Berdasarkan
Sifat Isinya
1) Eksposisi
2) Argumentasi
3) Persuasi
4) Narasi
5) Deskripsi
6. Berdasarkan
Pola Pengembangannya
1) Paragraf
Analogi
2) Paragraf
Generalisasi
3) Paragraf
Sebab Akibat
4) Paragraf
Akibat Sebab
7)
Metode
Pengembangan Paragraf
a.
Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks
b.
Pengembangan Paragraf Alamiah
c. Pengembangan Paragraf Deduksi-Induksi
d.
Pengembangan Paragraf Analogi
e.
Pengembangan Paragraf Komparatif dan Kontrastif
f.
Pengembangan Paragraf Klasifikasi
g.
Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
C.
Saran
Dalam membuat makalah
Bahasa Indonesia hendaknya dengan berbagai sumber sehingga menghasilkan makalah
yang sesuai dengan tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
Buku:
Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Media
Group. 2011
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Pressindo. 2010
Fitriany, Yuanita dan Fatya Permata Anbiya. EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia.
Jakarta: TransMedia Pustaka. 2015
Rahardi, Kunjana. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2009
[1]
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 207-208.
[2]
Ibid.
[3]
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo,
2010), h.115.
[4]
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 208-209.
[5]
Ibid., h. 209.
[6]
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 214.
[7]
Ibid., h. 218.
[8]
Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 210-211.
[9]
Ibid., h. 213.
[10]
Alek dan Achmad H. P., Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 213.
[11]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 262.
[12]
Ibid., h. 263.
[13]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 263.
[14]
Ibid., h. 264.
[15]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 264.
[16]
Ibid., h. 265.
[17]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 265.
[18]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 266.
[19]
Ibid.
[20]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 267.
[21]
Ibid.
[22]
Yuanita Fitriany dan Fatya Permata Anbiya, EYD
dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia, 2015), h. 268.
[23]
Ibid., h. 267.
[24]
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 130.
[25]
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 129.
[26]
Ibid.
[27]
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 129.
[28]
Ibid., h. 130.
[29]
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 130.
[30]
Ibid.
Terima kasih atas ilmu dan materi nya
BalasHapussangat membantu
Did you hear there's a 12 word sentence you can speak to your crush... that will induce intense emotions of love and instinctual attractiveness for you deep inside his chest?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and protect you with his entire heart...
=====> 12 Words That Fuel A Man's Love Impulse
This instinct is so hardwired into a man's mind that it will make him try better than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter-of-fact, fueling this powerful instinct is so binding to having the best possible relationship with your man that once you send your man one of the "Secret Signals"...
...You will soon notice him open his mind and heart to you in a way he haven't experienced before and he will perceive you as the one and only woman in the world who has ever truly interested him.
Permisi, Izin Copy Paste Yaa
BalasHapuspermisi, izin copy
BalasHapus