Assalamu’alaikum ukhti...
Engkau yang selalu Allah lindungi, yang selalu
Allah temani dalam tiap langkahmu... Ukhti, tiada alasan untuk meragu pada
kekuasaanNya... Ukhti, kau percaya, kan?
Aku yakin, kau percaya setiap janjiNya dan takkan pernah Ia dusta akan
janji-janjiNya...
Ukh, dibalik tundukmu sering tak ada yang
menyadari apa yang kau rasakan, entah kau sedang menjaga pandanganmu atau
sedang menggenggam kesedihan. Takkan ada yang menyadari tetesan air matamu yang
jatuh, takkan ada yang menyadari bengkaknya kantung matamu. Ukh, kau yang
mengajari aku untuk berbagi sekedar cerita lucu saat aku di perjalanan tadi,
sekedar cerita lucu ketika aku tersandung saat berangkat tadi. Bahkan kau akan
dengan senang hati apabila ada sahabatmu yang mempercayaimu untuk mendengarkan
keluh kesah kesedihannya atau kebahagiannya. Betul bukan? Maka ukhtiku,
sahabatku, bisakah kau percayakan aku untuk menjadi pendengar setia dari bibir
yang selalu kau basahi dengan dzikir dan ayat suci itu?
Ukh, jangan biarkan kau jadi pendengar sementara
kau pendam semua sakitmu. Setidaknya jika itu bukan aku, maka sahabat yang
lain. Kau tahu, betapa bahagianya sahabatmu itu.
Ukh, pernahkah cahaya mentari menyorot ke wajahmu,
menyilaukan pandangan, membuatmu sulit melihat kedepan takut salah melangkah? Pernahkah
angin menahan kakimu melangkah, menyibakkan hijabmu, menerpa tubuhmu, bahkan
mengarahkanmu ke arah lain? Pernahkan kabut pagi memelankan gerakmu, membuatmu
waspada? Atau kau punya cerita lain, ukh?
Oh ukhti, kesulitan akan terus menyapamu,
membuatmu risau, sedih, patah hati, sakit, frustasi, bahkan membuatmu memilih
jalan lain. Oh ukhti, ingatkah kau sebelumnya kau juga punya masalah lain?
Namun, semua terlewati, kan?
Percayalah ukh, kita berjalan diatas eskalator waktu yang akan terus berjalan,
masalah akan siap menyapamu di tiap-tiap langkahmu, namun toh akan terlewati juga, kan?
Maka, bersabarlah ukhtiku sayang, sebab kau
sering mengajarkanku demikian.
Banyak sekali ya Ukh, yang tidak menyadari betapa
pentingnya sebuah kejujuran. Apa yang kau rasakan apabila ada seseorang yang
berbohong padamu?
Aku bersyukur ukh, kau sama-sama menjaga
kejujuran. Sebab kejujuran adalah salah satu tiangnya keberkahan. Aku tahu
betul betapa berjuangnya kamu hanya demi sebuah kejujuran, betapa banyak
goresan luka yang kau dapatkan, betapa hatimu sering terenyuh perih, betapa
sering kau gigit bibirmu menahan isak tangis, betapa sering kantung matamu
bengkak, betapa sering telingamu lelah dari ucapan sekitarmu, betapa hati
nuranimu serasa dicabik-cabik, betapa sering kau merasakan kecewa... Oh Ukhti,
aku pun juga...
Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan
keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hendaklah
kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan
pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika
seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan
dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari
berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan
kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan
berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
Namun Ukhti, ingatkah kalimat yang kau ucapkan
waktu itu? Proses takkan membohongi hasil...
Namun Ukhti, kau yang sering mengingatkan aku
Allah takkan mengingkari janjiNya, bahwa Ia akan menolong hambaNya yang berada
dijalanNya, yang menjalani apa-apa yang Ia perintahkan... Ia akan melindungi
kita, menolong kita, hingga menaikkan level ketakwaan kita. Oh Ukhti, betapa
senangnya aku mengenalmu yang selalu mengingatkan aku padaNya.
Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah
yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih
menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”
Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan.
Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya
kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.
Allah takkan salah memberi ketetapan pada
hambaNya, terutama pada kalian Ukh, hambaNya yang benar-benar taat.
Pada akhirnya niat yang tulus untuk beribadah
padaNya akan Ia balas dengan pertolongan yang tiada duga.
Ukh, tetaplah jadi sahabat yang saling mengingatkan,
menggandeng iman, dan bersama-sama menggenggam impian. Sebab aku, takkan bisa
menghadapi ini semua tanpa Allah dan tanpamu sahabatku.
Wassalamu’alaikum..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar