Selasa, 02 Juni 2015

Konsep Diri



Nama                 : Mayuriko Olivia Pertiwi
NIM                    : 11140163000019
Kelas                  : Fisika 2 A
Mata Kuliah       : Psikologi Pendidikan
Alamat Blog       : mayurikooliviapertiwi.blogspot.com
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

 

KONSEP DIRI

 

 

A.  Konsep Diri 

 

1.      Pengertian Konsep diri


Menurut Baron dan Byrne mengatakan konsep diri merupakan sekumpulan fungsi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang dirinya[1]. Menurut William D. Broks mendefinisikan konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang kita, yang bersifat psikologi, sosial, dan fisis[2]. Menurut Sulaeman, konsep diri adalah kesluruhan ide-ide dan sikap-sikap seseorang sebagai apa dan siapa dia[3]. Suryabrata menyatakan konsep diri mempunyai empat aspek, yaitu bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berpikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, bagaimana berusaha dengan berbagai cara untuk menyampaikan dan mempertahankan diri[4]. Calhoun dan Acocela (1990) menyatakan konsep diri adalah gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuannya  tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri[5]. Konsep diri di dalam Islam, Allah SWT berfirman dalam Q.S. At-Taghabun ayat 16 yang artinya :
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual terhadap masyarakat, lingkungan maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa .

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri 




Kerangka Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat ) dan Self Perception (persepsi diri sendiri)[6].
a.       Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang nyata yang sukses dan diterima.
b.      Konsep Diri Positif
Konsep diri positif apabila individu memiliki pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
c.       Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dengan respon konsep diri maladaptif.
d.      Kerancuan Identitas
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e.       Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

B.   Pembagian Konsep Diri

 

Untuk Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart dan Sundeen (1991), yang terdiri dari[7] :

 

1.      Pola Gambaran Diri (Body Image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991)[8]. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan  (Keliat, 1992)[9]. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu atau pun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi[10].

2.      Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab[11]. Menurut Anna Keliat (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri, yaitu[12] :
a.     Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b.     Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
    c.    Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
     d.   Kebutuhan yang realistis.
     e.    Keinginan untuk menghidari kegagalan.
     f.     Perasaan cemas dan rendah diri.
Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai.

3.      Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negatif, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya[13].

4.      Identitas 

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan seterusnya berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.

5.      Peran (Role Performance)
Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu[14]. Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan[15].

C.  Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif 

 

Menurut Calhoun dan Acocela (1990),[16] dalam perkembangannya konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1.        Konsep Diri Positif  

Konsep diri positif kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya.

2.        Konsep Diri Negatif 

Calhoun dan Acocela membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu : Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kelebihan dan kelemahannya atau cara hidup yang tepat. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri negatif terdiri dari 2 tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

D.  Mengembangkan Perkembangan Konsep Diri 

 

 


Menurut Verderber, upaya mengembangkan perkembangan konsip diri indovidu dapat dilakukan dengan cara:
a.       Self-appraisal
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam komunikasi atau dengan kata lain adanya kesan kita terhadap diri kita sendiri.

b.      Reaction and Response of Others
Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri, namun berkembang dalam rangka interaksi kita dengan masyarakat. Dengan demikian apa yang ada pada diri kita dievaluasi oleh orang lain melalui interaksi kita dengan orang tersebut, dan pada gilirannya evaluasi masing-masing individu mempengaruhi perkembangan konsep diri kita.

c.       Roles You Play-Role Taking
Peran memiliki pengaruh terhadap konsep diri, adanya aspek peran yang kita mainkan sedikit banyak akan mempengaruhi konsep diri individu. Peran yang individu mainkan itu adalah hasil dari sistem nilai individu. Individu dapat memotret diri sebagai individu yang bermain sesuai persepsi yang didasarkan pada pengalaman diri sendiri, yang di dalamnya terdapat unsur selektivitas dari keinginan individu untuk memainkan peran.

d.      Reference Groups
Konsep diri individu juga terbentuk dari adanya kelompok yang bercirikan individu itu terkumpul dalam suatu kelompok atau komunitas yang diiinginkan. Setiap kelompok tersebut mempunyai ikatan enosional yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu. Dalam kelompok tersebut individu akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik kelompoknya itu. Artinya jika kelompok ini kita anggap penting dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita, hal ini akan menjadi kekuatan untuk menentukan konsep diri. Jadi cara kita menilai diri kita merupakan bagian dari fungsi kita dievaluasi oleh kelompok rujukan.

e.       Berpikir positif
Segala sesuatu tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu baik terhadap persoalan maupun terhadap seseorang, artinya kendalikan pikiran jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.

f.       Jangan memusuhi diri sendiri
Sikap menyalahkan diri sendiri yang berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dengan kenyataan diri akan menimbulkan konsep diri yang negatif.

E.   Pengaruh Konsep Diri Terhadap Prestasi



1.              Pengertian Prestasi  
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a sudy”.[17] Prestasi adalah tes standar untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

2.      Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dikhusukan ke konsep diri, adalah adanya konsep diri yang tinggi. Konsep diri yang tinggi akan memudahkan siswa belajar secara teratur dan terarah. Sedangkan konsep diri rendah akan menjadikan seseorang memiliki perasaan tidak mampu memahami diri sendiri, rendah diri, sehingga siswa tersebut menjadi minder bergaul dan mengurangi interaksi di sekolah.

3.      Hubungan Konsep Diri terhadap Prestasi Belajar

a.       Meningkatkan Motivasi
b.      Meningkatkan rasa percaya diri
c.       Menjadikan seseorang memahami dirinya, baik kelebihan dan kekurangannya
d.      Menjadikan seseorang untuk berpikir positif
e.       Memudahkan seseorang dalam belajar 




Helmi, Avin Fadilla. 1999. Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Universitas Gadjah Mada. jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/140/131 gaya kelekatan dan konsep diri jurnal. [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Puku 12.00]
Mutmainah, Nina. 1999. Psikologi Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka Press.
Keliat, Anna. 1995. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi I. Jakarta : EGC.
Keliat, Anna. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC.
Oktaviana, Rina. 2013. Hubungan Antara Penerimaan Diri terhadap Cara-Cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep Diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta. Yogyakarta. http://www.psychologymania.net/2010/04/hubungan-antara-penerimaan-diri.html [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.23]
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Salbiah. 2006. Konsep Diri. Sumatera Utara. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3622
/1/09E01769.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 13.20]
Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Wulandari, Lita dan Pasti Rola. 2004. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Asuhan, Jurnal Psikologi. Sumatera Utara. http://usupress.usu.ac.id/files/
Pemberdayaan%20Komunitas%20Vol_%203%20No_%202%20Mei%202004.pdf [diakses : Sabtu, 25 April 2015 Pukul 12.45]



[1] Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM hal. 9.
[2] Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit  Rosda Karya, hal. 99-100.
[3] Rina Oktaviana, Hubungan  Antara Penerimaan Diri terhadap Cara-Cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep Diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta hal. 3-4.
[4] Ibid hal. 4.
[5] Lita H Wulandari & Pasti Rola, Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2 hal. 81-82.
[6] Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hal. 101.
[7] Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, 2006, USU Repository.
[8] Ibid hal. 6.
[9] Ibid hal. 6.
[10] Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta.
[11] Stuart & Sundeen, 2005, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta.
[12] Anna Keliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan, Jiwa Edisi 2, Jakarta.
[13] Anna Keliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2, Jakarta.
[14] Ibid.  
[15] Anna Keliat, 1995, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi I, Jakarta.
[16] Lita H Wulandari & Pasti Rola, 2004,  Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas Volume 3, Nomor 2, hal. 83.
[17] Haji Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar