Nama : Mayuriko Olivia Pertiwi
NIM : 11140163000019
Kelas : Fisika 2 A
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Alamat Blog : mayurikooliviapertiwi.blogspot.com
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Definisi Psikologi Pendidikan
Bruno (1987) membagi pengertian psikologi
dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan.[1]
1. Psikologi adalah studi (penyelidikan)
mengenai “ruh”
2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “kehidupan mental”
3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “tingkah laku” organisme
Dalam arti sempit pendidikan atau education berarti perbuatan ata proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Secara luas, pendidikan ialah... the
total process off developing human abilities and behaviors, drawing on almost
all life’s experiences. (Tardif, 1987). (Seluruh tahapan pengembangan
kemampuan-kemampuan dan perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan.[2]
Elliot dkk.(1999) menyatakan
bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk
mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang
muncul dalam dunia pendidikan.[3]
Definisi psikologi pendidikan menurut
Elliot dkk. mudah dimengerti maksudnya. Psikologi pendidikan merujuk pada suatu
ilmu dimana dilakukan penerapan teori-teori ilmu psikologi dalam ruang lingkup
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, tentulah sering terjadi masalah-masalah
yang menyangkut psikologis organisme pendidikan itu sendiri maka dari itu
diperlukan teori-teori psikologi yang menyangkut kependidikan dalam upaya
memecahkan masalah tersebut. Psikologi pendidikan juga berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, dengan penerapan yang tepat maka
proses belajar pembelajaran akan lebih efektif sehingga akan terjadi kemajuan
pendidikan.
Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ
وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ
مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah
dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahui.
Hadist Nabi:
Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan
wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”
Hadist Nabi :
Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”
Hadist Nabi:
Artinya :”Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya
belajar semata-mata bagi Alloh itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu
merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan mencarinya merupakan
ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan menggunakannya bagi
orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).
Manfaat Belajar Psikologi Pendidikan
1.
Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi
pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda
seperti di bawah ini[4]:
a.
Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang guru
harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati,
karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat
penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru
dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b.
Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas
Pemahaman yang
baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat
membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim
pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses
belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui
prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang
berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi
pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di
dalam kelas bisa berjalan efektif.
c.
Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi
pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d.
Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik
Seorang guru
harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan
pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik.
Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang
mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk
memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat
usia yang berbeda-beda.
e.
Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Guru harus
melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan
mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan
evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi,
pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
2.
Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a.
Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran.
b.
Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat
media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual,
sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
c.
Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal
pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya
mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di
awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima
materi pelajaran.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi
pendidikan berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Metode Belajar Psikologi Pendidikan
Macam-Macam Metode pembelajaran :
1.
Metode Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish
(1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah,
guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif
(Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3.
Metode Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang
siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya
suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
a. Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang
kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4.
Metode Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya. Ada tiga
macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.
Metode Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan
siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan
Metode Resitasi adalah :
a.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil
belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan
keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan
Metode Resitasi adalah :
a.
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni
peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah
mengerjakan sendiri.
b.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa
pengawasan.
c.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual.
6.
Metode Eksperimental
Metode
pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7.
Metode Study
Tour (Karya wisata)
Metode study tour (karya wisata) adalah metode
mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan
serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8.
Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan
keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
9.
Metode Pengajaran Beregu
Metode
pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat
soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus
langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10.
Peer Theaching
Method
Metode Peer
Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11.
Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12.
Project Method
Project Method adalah metode
perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang
suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13.
Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu
metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat
kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan
masalahnya
14.
Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana
siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang
dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
Setelah dijabarkan metode belajar diatas, metode belajar yang memudahkan
saya pribadi dalam mempelajari psikologi pendidikan adalah metode demontrasi
dan eksperimental. Pada metode ini, saya dapat melihat langsung kasus atau
masalah yang bersangkutan dengan kajian psikologi pendidikan. Contohnya saat
mempelajari materi perkembangan dan pertumbuhan anak, dihadirkan secara
langsung anak-anak kecil berbagai usia lalu didemonstrasikan bagaimana perkembangan
dan pertumbuhan mereka oleh para pengasuhnya yang berpengalaman. Setelah itu
dilakukan pengamatan bersama kepada si anak langsung apakah benar hal-hal yang
telah disampaikan oleh si pengasuh tadi. Lalu dibandingkan dengan teori-teori
perkembangan dan pertumbuhan yang ada. Dengan metode ini, ilmu yang didapat
akan lebih diingat dan dipahami.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan (developement)
adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan
sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat
berarti sebuah tahapan perkembangan a
stage of development ( McLeod, 1989). Dalam Dictionary of Psychologi (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada
prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek
yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.[5]
Dalam memperlajari materi perkembangan dan pertumbuhan, yang paling
menyenangkan adalah saat dihadirkan anak-anak Day Care ke dalam kelas lalu disana mahasiswa bisa bertanya banyak
hal kepada pengasuh yang sangat luas wawasannya mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak Day Care. Di
sana juga dilakukan pengamatan langsung dengan berinteraksi dengan anak-anak,
menimbang berat badan mereka, mengukur tingginya, mengukur lingkar kepala,
mengajak berbicara, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi.
Secara
biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh tuhan dalam Al-Qur’an sesuai
firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ
مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ
لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا
أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧)
Artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Secara
Pedagogis, pertumbuhan anak menurut pandangan islam. Dapat dilihat
seperti yang telah dikemukakan Nabi saw sesuai sabdanya :
قل انس : قل لنبى صلعم : الغلام ىعق عنه ىوم السابع وىسمى وىحاط عنه الاذى فاذابلغ ست سنىن ادب فاذا بلغ تسع سنىن عزل فرا شه فاذا بلغ ثلاث عشرة سنة ضرب على الصلاة فاذا بلغ ست عشرسنة زوجه ابوه ثم اخذ بىده وقال: اد بتك وعلمتك وانكحتك اعوذبالله من فتنتك فى اادنىا ؤعذابك فى الاخرة.
Artinya:
“berkata anas; bersabda Nabi saw; anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam tahun dididik beradab, setelah Sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, bila telah umur 13 tahun dipukul Karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16 tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayhnya berjabat tangan dan mengatakan; saya telah mendidik kamu, mengajar dan mengawinkan kamu. Saya memohon kepada tuhan agar dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di akhirat”
“berkata anas; bersabda Nabi saw; anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam tahun dididik beradab, setelah Sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, bila telah umur 13 tahun dipukul Karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16 tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayhnya berjabat tangan dan mengatakan; saya telah mendidik kamu, mengajar dan mengawinkan kamu. Saya memohon kepada tuhan agar dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di akhirat”
Teori Belajar
1. Teori Humanistik
Menurut teori
humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih
abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan
psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori humanistik
sangat mementingkan si yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
penertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang
proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
teori-teori belajar lainnya.[6]
Teori ini lebih
menitik beratkan pada proses belajarnya daripada hasil belajarnya. Saya setuju
dengan teori ini sebab semua hal tidak lepas dari sebuah proses. Kita harus
mampu menghargai sebuah proses. Seberat apapun sebuah proses entah terlihat
orang lain atau tidak, namun proses harus tetap dihargai dan dianggap penting.
Sebab sebuah hasil bisa saja di manipulasi namun proses tidak akan pernah bisa
dimanipulasi.
Teori ini
adalah teori belajar yang sesuai dengan saya sebagai mahasiswa jurusan sains,
yaitu pendidikan fisika. Sebab tidak mudah mempelajari ilmu sains yang rumit
penuh dengan teori, angka, rumus, penalaran, imajinasi, dan lainnya. Sering
kali seorang mahasiswa sains mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dari para
dosen.Hasil dapat dimanipulasi oleh siapapun dan apapun, namun proses belajar
tidak akan pernah bisa dibohongi dan dimanipuasi. Orang lain bisa menilai kita
menurut pendapat mereka dan bisa terjadi unsur subjektifitas maupun
objektifitas. Maka mari kita hargai sebuah proses sebagai jembatan menuju
hasil.
2. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.[7]
3. Teori Kognitif
Teori kognitif
lebih mementingkan sebuah proses belajar dari pada hasil dari belajar itu
sendiri. Untuk penganut aliran kognitif mengungkapkan bahwa belajar bukanlah
sekedar melibatkan hubungan diantara respon dan stimulus. Berbeda dengan model
belajar behavioristik yang mempelajari setiap proses belajar hanya menjadi
hubungan stimulus-respon. Pada model
belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering disebut dengan
model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh pendangan serta pemahamannya mengenai situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajar mereka. Belajar adalah perubahan pandangan dan pemahaman
yang tidak selalu bisa terlihat sebagai perilaku yang nampak.[8]
4. Teori Konstruksifisme
Kontruksi
berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.[9]
Multiple Intellegence
Namun perlu ditekankan bahwa
intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya
intelegensi itu menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan
kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.
Minat terhadap intelejensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual dan
penilaian individual
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan
majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang
memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard
Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis
kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas
kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan menurut Gardner diartikan
sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani
kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal
misalnya, akan menunjukkan kemampuan
tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang
memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan
jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri.
1. Verbal/Linguistic Intelligence
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan
kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Orang
atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam
hal:
a. berkomunikasi lisan & tulis
b. mengarang cerita
c. diskusi & mengikuti debat suatu
masalah
d. belajar bahasa asing
e. bermain “game” bahasa
f. membaca dengan pemahaman tinggi
g. mudah mengingat kutipan, ucapan ahli,
pakar, ayat
h. tidak mudah salah tulis atau salah
eja
i. pandai membuat lelucon
j. pandai membuat puisi
k. tepat dalam tata bahasa
l. kaya kosa kata
m. menulis secara jelas
2. Logical/mathematical Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola
tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang
panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a. menghitung, menganalisis hitungan
b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c. memperkirakan
d. memprediksi
e. bereksperimen
f. mencari jalan keluar yang logis
g. menemukan adanya pola
h. induksi dan deduksi
i. mengorganisasikan/membuat garis besar
j. membuat langkah-langkah
k. bermain permainan yang perlu strategi
l. berpikir abstrak dan menggunakan
simbol abstrak
m. menggunakan algoritme
3. Visual/Spatial Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi
persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan
efektif dalam hal :
a. arsitektur, bangunan
b. dekorasi
c. apresiasi seni, desain, denah
d. membuat dan membaca chart, peta
e. koordinasi warna
f. membuat bentuk, patung dan desain
tiga dimensi lainnya
g. menciptakan dan interpretasi grafik
h. desain interior
i. dapat membayangkan secara detil
benda-benda
j. pandai navigasi, arah
k. melukis, membuat sketsa
l. bermain game ruang
m. berpikir dalam image atau bentuk
n. memindahkan bentuk dalam angan-angan
4. Bodily/kinesthetic Intelligences
Kecerdasan
ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola
objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a. mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b. atletik
c. menari dan menata tari
d. kuat dan terampil dalam motorik halus
e. koordinasi tangan dan mata
f. motorik kasar dan daya tahan
g. mudah belajar dengan melakukan
h. mudah memanipulasikan benda-benda
(dengan tangannya)
i. membuat gerak-gerik yang anggun
j. pandai menggunakan bahasa tubuh
5. Musical/Rhythmic Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada;
apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. menyusun/mengarang melodi dan lirik
b. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c. mudah mengenal ritme
d. belajar dan mengingat dengan irama,
lirik
e. menyukai mendengarkan dan
mengapresiasi musik
f. memainkan instrumen musik
g. mengenali bunyi instrumen
h. mampu membaca musik (not balok, dll)
i. mengetukkan tangan, kaki
j. memahami struktur musik
6. Interpersonal Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen,
motivasi, dan keinginan orang lain.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal:
a. mengasuh dan mendidik orang lain
b. berkomunikasi
c. berinteraksi
d. beremphati dan bersimpati
e. memimpin dan mengorganisasikan
kelompok
f. berteman
g. menyelesaikan dan menjadi mediator
konflik
h. menghormati pendapat dan hak orang
lain
i. melihat sesuatu dari berbagai sudut
pandang
j. sensitif atau peka pada minat dan
motif orang lain
k. kerjasama dalam tim
7. Intrapersonal Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a. berfantasi, “bermimpi”
b. menjelaskan tata nilai dan
kepercayaan
c. mengontrol perasaan
d. mengembangkan keyakinan dan opini yang
berbeda
e. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir,
dan merenung
f. introspeksi
g. mengetahui dan mengelola minat dan
perasaan
h. mengetahui kekuatan dan kelemahan
diri
i. memotivai diri
j. mematok tujuan diri yang realistis
k. memahami konflik dan motivasi diri
8. Naturalist Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan
keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies; mengenali eksistensi spesies
lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun
informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a. menganalisis persamaan dan perbedaan
b. menyukai tumbuhan dan hewan
c. mengklasifikasi flora dan fauna
d. mengoleksi flora dan fauna
e. menemukan pola dalam alam
f. mengidentifikasi pola dalam alam
g. melihat sesuatu dalam alam secara
detil
h. meramal cuaca
i. menjaga lingkungan
j. mengenali berbagai spesies
k. memahami ketergantungan lingkungan
l. melatih dan menjinakkan hewan
Saya merasa bahwa multiple intelligence saya adalah visual
dan interpersonal. Sebab saya suka dengan kerajinan tangan, hal-hal yang indah,
warna-warna, dan sebagainya. Di sisi lain saya juga seorang yang perasa, saya
sensitif, tidak terlalu suka diatur, dan lebih suka memimpin atau mengatur
namun pastinya tetap menjaga perasaan orang lain. Saya juga mudah bersimpati,
saya dengan mudahnya menangis jika melihat rang lain sedang kesusahan atau
melihan kakek-kakek mendorong sepeda di jalan menanjak sendirian tanpa ada yang
membantu.
Multiple intelligence bisa dikembangkan. Menurut saya, saya bisa mengembangkan
intelegensi saya dengan banyak berlatih seni, menggambar, membuat kerajinan,
ikut kegiatan sosial, berlatih menjadi socialpreneur,
sering membantu orang lain, dan masih banyak lagi.
Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.[10]
Motivasi berasal dari kata move yang
artinya "bergerak". Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah
motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan sesuatu yang
memotivasi. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal dan
motivasi eksternal. Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang
berasal dari luar diri, maka motivasi internal adalah motivasi yang berasal
dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara.
Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.[11]
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan
sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).
Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insensif eksternal seperti imbalan
dan hukuman. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
1.
Motivasi
intrinsik : didasarkan pada
faktor-faktor internal, seperti kebutuha organismik (otonomi, kompetensi,
keterhubungan), seperti juga rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Ketika kita
termotivasi secara intrinsik, kita terlibat dalam perilaku karena kita
menikmatinya.
2.
Motivasi ekstrinsik :
melibatkan insentif eksternal seperti penguatan dan hukuman. Ketika kita
termotivasi secara ekstrinsik, maka kita terlibat dalam perilaku tertentu
karena ganjaran eksternal.
Ayat- ayat Al- Qur’an mengenai Fisika
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal”. (Al Imran :190)
Dalam ayat diatas kita diberi
petunjuk, setidaknya tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta
yang senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali gejala dalam
seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang.
” Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang ada dilangit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang”
(ar Raad :15)
Dalam ayat ini Allah SWT
mengingatkan kita bahwa apapun nama dan bentuk gejala yang ditunjukan-Nya
selalu mengikutisuatu sistem dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.
” Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat-demi tingkat”. (Al Insyiqaaq 16-19)
Allah SWT
menampilkan gejala fisis untuk diartikan sebagai perumpamaan antara lain behwa
terdapat 3 tahap yang harus dilalui manusia yaitu : pertama, adanya
ketidaktahuan kita seperti kita melihat dalam kegelapan malam. Kedua, adanya
keragu-raguan kita seperti halnya kepekaan kita melihat cahaya merah di waktu
senja dan ketiga, ditunjukan-Nya gejala fisis serta penjelasan secara nyata dan
membawa isyarat keindahan dan keagungan-Nya.
Relativitas
waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan
melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20.
Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang
relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert
Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia
menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah
manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada
perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat
relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."
(Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh
ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4).
Dalam
sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa
terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang
lama:
"Allah
bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab:
'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an,
23:122-114)
Fakta bahwa
relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai
diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab
Suci.
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara
jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi",
kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an,
57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami
turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan
secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat
bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni
"secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa
ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah
mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari
bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan
dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak
memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya
dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari
matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi
telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak
mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut
"nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini,
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta
dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya
gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk
di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa
melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti
dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui
secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
KEBENARAN KISAH ASHABUL KAHFI DALAM ILMU FISIKA
Mereka
serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti
selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)
Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori relativitas Einstein.
“Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.”
Dan didalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 18 termaktub :
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً
“Dan kamu
mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka
ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka
pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan
ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)
“…Kami
balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di dalam gua
bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka,
sehingga mereka dapat hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita dapatkan
dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian
kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dan jika
nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :
V2 =
0,99999.C2
V = 0,999999C
V = 0,999999C
Dari
penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati
kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah
masuk akal untuk terjadi.
Kemudian
penjelasan lainnya.
“…Dan jika
kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan
terhadap mereka…”
Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.
Namun bahwa
mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak
balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah
yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti
sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka panjangnnya
akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan berubah dari
ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula. Begitu
seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana
wujud mereka. Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya.
Penjelasan berikutnya.
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,” (QS 18:11)
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,” (QS 18:11)
Mengapa
telinga mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Namun
apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan
gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang luar biasa
kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bengunan-bangunan. Misalnya
pada pengemudian pesawat supersonic yang mengakibatkan suara yang meledak-ledak
dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya.
Demikian
pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa
gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan
gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti halnya pesawat
supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat Al Kahfi telinga mereka
ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang telinga meraka
dari ledakan-ledakan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu
cepat.
Dari analisis diatas kita dapat membuktikan secara ilmiah kebenaran cerita Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap cerita fantasi. Karena mereka mengganggap cerita itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang mampu hidup tanpa makan dan minum sampai bertahun-tahun.
Dari analisis diatas kita dapat membuktikan secara ilmiah kebenaran cerita Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap cerita fantasi. Karena mereka mengganggap cerita itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang mampu hidup tanpa makan dan minum sampai bertahun-tahun.
Dan mereka
memvonis semua cerita yang tidak masuk akal tidak dapat diterima sebagi suatu
kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah, analisis diatas membuktikan bahwa
sesuatu yang tadinya tidak masuk akal menjadi masuk akal. Ini membuktikan bahwa
akal manusia itu terbatas, karena mungkin akal manusia belum mampu mencerna dan
menganalisis hal-hal tersebut.
Wallahu a’lam bishowab…
Wallahu a’lam bishowab…
DAFTAR PUSTAKA
Annisa. Teori Belajar Konstruksifisme. 2011. (http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html)
Anonim. Pengertian dan Definisi
Motivasi. 2010.
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html)
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Penerbit Rinika Cipta. 2004
Makmum, Abin Syamsudidin. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009)
Syah, Muhibin. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 1996
UN. Materi Psikologi Pendidikan. TT. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Psikologi%20Pendidikan_1.pdf)
Wahyono, Budi. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru. 2012.
(http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html)
[1] Muhibin
Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset, 1996), h. 8.
[2]
Abin Syamsudidin Makmum, Psikologi
Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 10.
[3] UNY, Materi Psikologi Pendidikan, TT,
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Psikologi%20Pendidikan_1.pdf).
[4] Budi Wahyono, Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru,
2012, (http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
[5] Muhibin
Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.40-41.
[6] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Penerbit Rinika Cipta, 2004, h. 68-78.
[7]
Anil
Desta, Teori Behavioristik, 2012,
(http://annildesta.weebly.com/2/post/2012/4/teori-belajar-behavioristik.html)
[8] Anonim,
Teori Belajar Kognitif, 2012,
(http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/teori-belajar-kognitif.html)
[9]
Annisa, Teori Belajar Konstruksifisme,
2011,
(http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html)
[10] John W.
Santrock, Educational Psychology, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008), h.510.
[11] Anonim,
Pengertian dan Definisi Motivasi, 2010,
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar