Selasa, 02 Juni 2015

Psikologi Pendidikan


Nama                   : Mayuriko Olivia Pertiwi
NIM                      : 11140163000019
Kelas                     : Fisika 2 A
Mata Kuliah         : Psikologi Pendidikan
Alamat Blog         : mayurikooliviapertiwi.blogspot.com
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA




Definisi Psikologi Pendidikan

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan.[1]
1.    Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”
2.    Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”
3.    Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme
Dalam arti sempit pendidikan atau education berarti perbuatan ata proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Secara luas, pendidikan ialah...  the total process off developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life’s experiences. (Tardif, 1987). (Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.[2]

Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.[3]

Definisi psikologi pendidikan menurut Elliot dkk. mudah dimengerti maksudnya. Psikologi pendidikan merujuk pada suatu ilmu dimana dilakukan penerapan teori-teori ilmu psikologi dalam ruang lingkup pendidikan. Dalam sistem pendidikan, tentulah sering terjadi masalah-masalah yang menyangkut psikologis organisme pendidikan itu sendiri maka dari itu diperlukan teori-teori psikologi yang menyangkut kependidikan dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Psikologi pendidikan juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, dengan penerapan yang tepat maka proses belajar pembelajaran akan lebih efektif sehingga akan terjadi kemajuan pendidikan.

Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.

Hadist Nabi:
Artinya : “mencari ilmu adalah  diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”

Hadist Nabi :
Artinya :”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”

 Hadist Nabi:
Artinya :”Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Alloh itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).





Manfaat Belajar Psikologi Pendidikan

1.    Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini[4]:

a.    Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)

Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.

b.   Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas

Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.

c.    Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

d.   Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik

Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

e.    Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.

2.    Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar

a.    Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

b.   Penggunaan Media Pembelajaran

Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.

c.    Penyusunan Jadwal Pelajaran

Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.


Metode Belajar Psikologi Pendidikan




Macam-Macam Metode pembelajaran :

1.    Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2.    Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3.    Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4.    Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5.    Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :

a.    Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b.    Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi adalah :

a.    Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.    Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c.    Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6.    Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7.    Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8.    Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

9.    Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10.    Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11.    Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12.    Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13.    Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

14.    Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Setelah dijabarkan metode belajar diatas, metode belajar yang memudahkan saya pribadi dalam mempelajari psikologi pendidikan adalah metode demontrasi dan eksperimental. Pada metode ini, saya dapat melihat langsung kasus atau masalah yang bersangkutan dengan kajian psikologi pendidikan. Contohnya saat mempelajari materi perkembangan dan pertumbuhan anak, dihadirkan secara langsung anak-anak kecil berbagai usia lalu didemonstrasikan bagaimana perkembangan dan pertumbuhan mereka oleh para pengasuhnya yang berpengalaman. Setelah itu dilakukan pengamatan bersama kepada si anak langsung apakah benar hal-hal yang telah disampaikan oleh si pengasuh tadi. Lalu dibandingkan dengan teori-teori perkembangan dan pertumbuhan yang ada. Dengan metode ini, ilmu yang didapat akan lebih diingat dan dipahami.

Pertumbuhan dan Perkembangan



Perkembangan (developement) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stage of development ( McLeod, 1989). Dalam Dictionary of Psychologi (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.[5]

Dalam memperlajari materi perkembangan dan pertumbuhan, yang paling menyenangkan adalah saat dihadirkan anak-anak Day Care ke dalam kelas lalu disana mahasiswa bisa bertanya banyak hal kepada pengasuh yang sangat luas wawasannya mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Day Care. Di sana juga dilakukan pengamatan langsung dengan berinteraksi dengan anak-anak, menimbang berat badan mereka, mengukur tingginya, mengukur lingkar kepala, mengajak berbicara, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi.

Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh tuhan dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٦٧)
 Artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

Secara Pedagogis, pertumbuhan anak  menurut pandangan islam. Dapat dilihat seperti yang telah dikemukakan Nabi saw sesuai sabdanya :
قل انس : قل لنبى صلعم : الغلام ىعق عنه ىوم السابع وىسمى وىحاط عنه الاذى فاذابلغ ست سنىن ادب فاذا بلغ تسع سنىن عزل فرا شه فاذا بلغ ثلاث عشرة سنة ضرب على الصلاة فاذا بلغ ست عشرسنة زوجه ابوه ثم اخذ بىده وقال: اد بتك وعلمتك وانكحتك اعوذبالله من فتنتك فى اادنىا ؤعذابك فى الاخرة.
Artinya:
“berkata anas; bersabda Nabi saw; anak itu pada hari ketujuh dari lahirnya disembilihkan aqiqah dan diberi nama serta dicukur rambutnya, kemudian setelah umur enam tahun dididik beradab, setelah Sembilan tahun dipisah tempat tidurnya, bila telah umur 13 tahun dipukul Karena meninggalkan sembahyang. Setelah umur 16 tahun dikawinkan oleh orang tuanya (ayahnya), ayhnya berjabat tangan dan mengatakan; saya telah mendidik kamu, mengajar dan mengawinkan kamu. Saya memohon kepada tuhan agar dijauhkan dari fitnahmu di dunia dan siksamu di akhirat”


Teori Belajar



1.    Teori Humanistik

Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan si yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada penertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.[6]

Teori ini lebih menitik beratkan pada proses belajarnya daripada hasil belajarnya. Saya setuju dengan teori ini sebab semua hal tidak lepas dari sebuah proses. Kita harus mampu menghargai sebuah proses. Seberat apapun sebuah proses entah terlihat orang lain atau tidak, namun proses harus tetap dihargai dan dianggap penting. Sebab sebuah hasil bisa saja di manipulasi namun proses tidak akan pernah bisa dimanipulasi.

Teori ini adalah teori belajar yang sesuai dengan saya sebagai mahasiswa jurusan sains, yaitu pendidikan fisika. Sebab tidak mudah mempelajari ilmu sains yang rumit penuh dengan teori, angka, rumus, penalaran, imajinasi, dan lainnya. Sering kali seorang mahasiswa sains mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dari para dosen.Hasil dapat dimanipulasi oleh siapapun dan apapun, namun proses belajar tidak akan pernah bisa dibohongi dan dimanipuasi. Orang lain bisa menilai kita menurut pendapat mereka dan bisa terjadi unsur subjektifitas maupun objektifitas. Maka mari kita hargai sebuah proses sebagai jembatan menuju hasil.

2.    Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.[7]

3.    Teori Kognitif

Teori kognitif lebih mementingkan sebuah proses belajar dari pada hasil dari belajar itu sendiri. Untuk penganut aliran kognitif mengungkapkan bahwa belajar bukanlah sekedar melibatkan hubungan diantara respon dan stimulus. Berbeda dengan model belajar behavioristik yang mempelajari setiap proses belajar hanya menjadi hubungan stimulus-respon.  Pada model belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering disebut dengan model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pendangan serta pemahamannya mengenai situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar mereka. Belajar adalah perubahan pandangan dan pemahaman yang tidak selalu bisa terlihat sebagai perilaku yang nampak.[8]

4.    Teori Konstruksifisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.[9]

Multiple Intellegence



Namun perlu ditekankan bahwa intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya intelegensi itu menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Minat terhadap intelejensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual dan penilaian individual

Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya,  akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri.

1.    Verbal/Linguistic Intelligence

Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:

a.    berkomunikasi lisan & tulis
b.    mengarang cerita
c.    diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d.    belajar bahasa asing
e.    bermain “game” bahasa
f.     membaca dengan pemahaman tinggi
g.    mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
h.    tidak mudah salah tulis atau salah eja
i.      pandai membuat lelucon
j.      pandai membuat puisi
k.    tepat dalam tata bahasa
l.      kaya kosa kata
m. menulis secara jelas

2.    Logical/mathematical Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menghitung, menganalisis hitungan
b.    menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c.    memperkirakan
d.    memprediksi
e.    bereksperimen
f.     mencari jalan keluar yang logis
g.    menemukan adanya pola
h.    induksi dan deduksi
i.      mengorganisasikan/membuat garis besar
j.      membuat langkah-langkah
k.    bermain permainan yang perlu strategi
l.      berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
m. menggunakan algoritme

3.    Visual/Spatial Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    arsitektur, bangunan
b.    dekorasi
c.    apresiasi seni, desain, denah
d.    membuat dan membaca chart, peta
e.    koordinasi warna
f.     membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g.    menciptakan dan interpretasi grafik
h.    desain interior
i.      dapat membayangkan secara detil benda-benda
j.      pandai navigasi, arah
k.    melukis, membuat sketsa
l.      bermain game ruang
m. berpikir dalam image atau bentuk
n.    memindahkan bentuk dalam angan-angan

4.    Bodily/kinesthetic Intelligences

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b.    atletik
c.    menari dan menata tari
d.    kuat dan terampil dalam motorik halus
e.    koordinasi tangan dan mata
f.     motorik kasar dan daya tahan
g.    mudah belajar dengan melakukan
h.    mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i.      membuat gerak-gerik yang anggun
j.      pandai menggunakan bahasa tubuh

5.    Musical/Rhythmic Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menyusun/mengarang melodi dan lirik
b.    bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c.    mudah mengenal ritme
d.    belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e.    menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f.     memainkan instrumen musik
g.    mengenali bunyi instrumen
h.    mampu membaca musik (not balok, dll)
i.      mengetukkan tangan, kaki
j.      memahami struktur musik


6.    Interpersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.  Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:


a.    mengasuh dan mendidik orang lain
b.    berkomunikasi
c.    berinteraksi
d.    beremphati dan bersimpati
e.    memimpin dan mengorganisasikan kelompok
f.     berteman
g.    menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
h.    menghormati pendapat dan hak orang lain
i.      melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
j.      sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
k.    kerjasama dalam tim


7.    Intrapersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    berfantasi, “bermimpi”
b.    menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c.    mengontrol perasaan
d.    mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e.    menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f.     introspeksi
g.    mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h.    mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i.      memotivai diri
j.      mematok tujuan diri yang realistis
k.    memahami konflik dan motivasi diri

8.    Naturalist Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies; mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a.    menganalisis persamaan dan perbedaan
b.    menyukai tumbuhan dan hewan
c.    mengklasifikasi flora dan fauna
d.    mengoleksi flora dan fauna
e.    menemukan pola dalam alam
f.     mengidentifikasi  pola dalam alam
g.    melihat sesuatu dalam alam secara detil
h.    meramal cuaca
i.      menjaga lingkungan
j.      mengenali berbagai spesies
k.    memahami  ketergantungan lingkungan
l.      melatih dan menjinakkan hewan

Saya merasa bahwa multiple intelligence saya adalah visual dan interpersonal. Sebab saya suka dengan kerajinan tangan, hal-hal yang indah, warna-warna, dan sebagainya. Di sisi lain saya juga seorang yang perasa, saya sensitif, tidak terlalu suka diatur, dan lebih suka memimpin atau mengatur namun pastinya tetap menjaga perasaan orang lain. Saya juga mudah bersimpati, saya dengan mudahnya menangis jika melihat rang lain sedang kesusahan atau melihan kakek-kakek mendorong sepeda di jalan menanjak sendirian tanpa ada yang membantu.

Multiple intelligence bisa dikembangkan. Menurut saya, saya bisa mengembangkan intelegensi saya dengan banyak berlatih seni, menggambar, membuat kerajinan, ikut kegiatan sosial, berlatih menjadi socialpreneur, sering membantu orang lain, dan masih banyak lagi.

Motivasi



Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.[10]
Motivasi berasal dari kata move yang artinya "bergerak". Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan sesuatu yang memotivasi. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal.  Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal dari luar diri, maka motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara. Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.[11]

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insensif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

1.    Motivasi intrinsik        : didasarkan pada faktor-faktor internal, seperti kebutuha organismik (otonomi, kompetensi, keterhubungan), seperti juga rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Ketika kita termotivasi secara intrinsik, kita terlibat dalam perilaku karena kita menikmatinya.
2.    Motivasi ekstrinsik      : melibatkan insentif eksternal seperti penguatan dan hukuman. Ketika kita termotivasi secara ekstrinsik, maka kita terlibat dalam perilaku tertentu karena ganjaran eksternal.

Ayat- ayat Al- Qur’an mengenai Fisika




“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (Al Imran :190) 
Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta yang senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali gejala dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang.

” Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang ada dilangit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang”
(ar Raad :15)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan kita bahwa apapun nama dan bentuk gejala yang ditunjukan-Nya selalu mengikutisuatu sistem dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.

” Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat-demi tingkat”.  (Al Insyiqaaq 16-19) 

Allah SWT menampilkan gejala fisis untuk diartikan sebagai perumpamaan antara lain behwa terdapat 3 tahap yang harus dilalui manusia yaitu : pertama, adanya ketidaktahuan kita seperti kita melihat dalam kegelapan malam. Kedua, adanya keragu-raguan kita seperti halnya kepekaan kita melihat cahaya merah di waktu senja dan ketiga, ditunjukan-Nya gejala fisis serta penjelasan secara nyata dan membawa isyarat keindahan dan keagungan-Nya.



Relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4).
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
KEBENARAN KISAH ASHABUL KAHFI DALAM ILMU FISIKA
Mereka serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)

Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori relativitas Einstein.

Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.
Dan didalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 18 termaktub :
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً
“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)
…Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka, sehingga mereka dapat hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Dan jika nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :
V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C
Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah masuk akal untuk terjadi.
Kemudian penjelasan lainnya.
“…Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka…”

Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.
Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya.
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, (QS 18:11)

Mengapa telinga mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya.
Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti halnya pesawat supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat Al Kahfi telinga mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang telinga meraka dari ledakan-ledakan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.
Dari analisis diatas kita dapat membuktikan secara ilmiah kebenaran cerita Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap cerita fantasi. Karena mereka mengganggap cerita itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang mampu hidup tanpa makan dan minum sampai bertahun-tahun.
Dan mereka memvonis semua cerita yang tidak masuk akal tidak dapat diterima sebagi suatu kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah, analisis diatas membuktikan bahwa sesuatu yang tadinya tidak masuk akal menjadi masuk akal. Ini membuktikan bahwa akal manusia itu terbatas, karena mungkin akal manusia belum mampu mencerna dan menganalisis hal-hal tersebut.
Wallahu a’lam bishowab…



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Pengertian dan Definisi Motivasi. 2010. (http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html)

Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta. 2004

Makmum, Abin Syamsudidin. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009)

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 1996


Wahyono, Budi. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru. 2012. (http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html)



[1] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 1996), h. 8.
[2] Abin Syamsudidin Makmum, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10.
[3] UNY, Materi Psikologi Pendidikan, TT, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Psikologi%20Pendidikan_1.pdf).
[4] Budi Wahyono, Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Calon Guru, 2012, (http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.40-41.
[6] Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Rinika Cipta, 2004, h. 68-78.
[7] Anil Desta, Teori Behavioristik, 2012, (http://annildesta.weebly.com/2/post/2012/4/teori-belajar-behavioristik.html)
[8] Anonim, Teori Belajar Kognitif, 2012, (http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/teori-belajar-kognitif.html)
[9] Annisa, Teori Belajar Konstruksifisme, 2011, (http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-konstruktivisme-406224.html)
[10] John W. Santrock,  Educational Psychology, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h.510.
[11] Anonim, Pengertian dan Definisi Motivasi, 2010, (http://carapedia.com/pengertian_definisi_motivasi_info2010.html).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar