Hai...
Bagaimana
kabarmu di sana? Apakah kamu sehat? Bagaimana perasaanmu saat ini? Aku ingin
kau baik-baik saja dan selalu bahagia sampai suatu saat nanti kita bertemu...
Mataku
menerawang diantara cahaya yang menyelinap masuk kamarku. Beberapa saat mataku
terkunci pada langit-langit dan meraba apa yang sedang aku rasakan. Aku... tak
menyangka, kian dekat dengan kehidupan sesungguhnya. Padahal tawa lepas dan
kelakuan konyol masih saja jadi kelakuanku sehari-hari bak anak remaja. Aku hampir
sudah bukan remaja, tapi batinku belum rela disebut dewasa. Aku... masih rindu
melakukan kekonyolan bersama kawan-kawanku.
Kamu...
Aku
memang masih kekanak-kanakan, tapi kamu sering melintas di pikiranku. Seperti saat
ini, aku ingin tahu kabarmu. Jaga baik-baik dirimu, aku harap ibadah tak luput
dari kesibukanmu, walau aku tahu aku sendiri masih sering lalai.
Kamu... bisakah
kita berjanji melalui telepati?
Mungkin
dewasa sedang tumbuh dalam jiwaku, aku terus menerus memikirkanmu berharap kamu
adalah sosok yang aku idamkan. Mungkin aku memang egois, tapi semoga hanya
untuk saat ini saja. Lalu, izinkan aku menunggumu sembari terus mengayuh hati
memperbaiki diri dan menjadi sosok yang selama ini kau impikan, agar kelak tak
ada sesal dari lisanmu atau bahkan setitik dalam benakmu.
Kamu...
Maaf,
aku... hhhh... aku sempat terperosok namun aku biarkan diriku terus tergelincir
jatuh. Aku... sempat menjadi sosok yang mungkin tak kau inginkan. Aku... aku
sempat lupa. Maafkan aku... aku telah menyesalinya dan tolong jangan kecewa terlebih
dahulu, aku ingin kamu menungguku dan menyambut uluran tanganku yang ingin
kembali pulang. Dan mungkin, maafkan aku jika suatu saat kita bertemu, aku akan
berpura-pura aku baik-baik saja, karena aku terlalu takut kamu kecewa.
Kamu...
Siapapun
kamu, bisakah kita berjanji melalui telepati. Saling menjaga dan memperbaiki
diri sampai suatu hari nanti aku menggenggam erat tanganmu bersandar manja
meminta perlindungan darimu lalu kamu tersenyum mencium lembut keningku dan
memelukku. Aku tahu, aku sempat menjadi apa yang tidak kamu inginkan, tapi
bisakah kamu tetap di situ karena aku benar-benar sedang memperbaiki diri.
Kamu...
Aku
merasa kamu juga sedang meraba suasana hatimu. Sesekali, aku merasakan kamu sedang
memikirkanku meski kita sama-sama tak tahu.
Kamu...
Bisakah
kita bertemu dengan sejuta kisah, berbagi, menyemangati, dan saling memegang
erat untuk tetap berdiri?
Dear
kamu yang belum aku ketahui, biarkan aku terus menulis rintik-rintik rasa yang
aku raba perlahan. Sebab aku bukan penyair, aku hanya seorang perempuan yang
sedang memperbaiki diri sambil menunggumu pulang...
Baik-baik
ya disana,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar